Aceh Utara Tak Sendiri, Pemko Banda Aceh Hadir Membawa Solidaritas
KabarOne.ID | Aceh Utara - Di tengah luka yang belum kering akibat banjir besar, Aceh Utara kembali menerima uluran tangan dari sesama daerah di Aceh. Pemerintah Kota Banda Aceh hadir langsung ke wilayah ini, membawa bantuan dan pesan solidaritas untuk masyarakat yang hingga kini masih berjuang memulihkan kehidupan mereka.
Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa’aduddin Djamal, bersama Sekretaris Daerah Kota Banda Aceh, Ir. Jalaluddin, ST, MT, dan rombongan, menyerahkan bantuan kemanusiaan kepada Pemerintah Kabupaten Aceh Utara. Bantuan tersebut diterima oleh Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Daerah Aceh Utara, Jamaluddin, MPd, didampingi para asisten serta Kepala Dinas Sosial Aceh Utara, Fakruradhi, SH, MH, Jumat,(19/12).
Aceh Utara menjadi salah satu wilayah dengan dampak terberat dalam bencana banjir yang melanda Aceh. Infrastruktur rusak, akses jalan terputus, listrik hinga kini belum sepenuhnya pulih, dan ribuan warga harus bertahan dalam keterbatasan air bersih serta kebutuhan dasar lainnya. Di sejumlah titik, banjir bahkan menghapus jejak desa, menyisakan puing dan kesedihan.
Plt Sekda Aceh Utara, Jamaluddin, menyampaikan rasa terima kasih atas kehadiran dan kepedulian Pemerintah Kota Banda Aceh di tengah kondisi sulit yang dihadapi masyarakatnya.
“Di saat Aceh Utara sedang diuji dengan beban yang sangat berat, kehadiran Pemko Banda Aceh menjadi penguat bagi kami. Ini bukan hanya soal bantuan, tetapi tentang ukhuwah dan kebersamaan antar sesama daerah di Aceh,” ujar Jamaluddin.
Ia mengapresiasi langkah Pemerintah Kota Banda Aceh yang tetap datang meski akses menuju Aceh Utara belum sepenuhnya normal.
Sementara itu, Wali Kota Banda Aceh Illiza Sa’aduddin Djamal mengakui bahwa perjalanan menuju Aceh Utara bukan perkara mudah. Sejumlah ruas jalan dan jembatan baru dapat dilalui pada hari.
“Dengan segala keterbatasan akses, alhamdulillah hari ini kami bisa hadir di Aceh Utara. Kami tahu, beban bencana paling berat berada di wilayah ini, dan kami tidak ingin Aceh Utara merasa sendirian menghadapi situasi ini,” kata Illiza.
Illiza menegaskan bahwa Pemko Banda Aceh memandang penderitaan Aceh Utara sebagai penderitaan bersama. Ia menyebut, di beberapa wilayah yang terdampak, masyarakat kehilangan rumah, harta benda, bahkan nyawa.
“Ada desa-desa yang nyaris hilang akibat banjir. Kondisi ini tidak bisa dianggap biasa. Ini luka besar yang harus kita tangani bersama,” ujarnya.
Ia juga menyoroti persoalan mendasar yang hingga kini masih dihadapi warga Aceh Utara pascabencana, terutama krisis air bersih. Di beberapa lokasi, air memang tersedia, namun tidak layak untuk dikonsumsi.
“Kami melihat langsung bahwa air menjadi persoalan serius. Ini bukan hanya soal kenyamanan, tetapi soal kelangsungan hidup masyarakat,” tegasnya.
Illiza menekankan bahwa kehadiran Pemerintah Kota Banda Aceh ke Aceh Utara bukan sekadar kunjungan simbolik. Bantuan yang diserahkan merupakan langkah awal dari komitmen berkelanjutan.
“Jika dulu Aceh pernah diuji dengan tsunami dan kita bangkit bersama, maka hari ini pun kami merasa berkewajiban untuk terus bersama Aceh Utara. Kunjungan ini bukan yang terakhir,” katanya.
Pemerintah Kota Banda Aceh, lanjut Illiza, akan terus menggalang dukungan dari berbagai elemen masyarakat di Banda Aceh, mulai dari masjid, relawan, hingga komunitas sosial untuk membantu meringankan beban masyarakat Aceh Utara.
Menutup kunjungannya, Illiza menyampaikan permohonan maaf karena belum dapat menjangkau seluruh wilayah terdampak akibat keterbatasan waktu dan kondisi perjalanan.
“Namun kami pastikan, perhatian dan kepedulian kami untuk Aceh Utara tidak berhenti di sini. Semoga Allah membalas setiap kebaikan dengan ganjaran yang lebih baik,” pungkasnya.(*)




















_page-0001.jpg)
