Pertamina Hulu Energi dan PEP Rantau Perkuat Sinergi Migas dengan Pemerintah Aceh
KabarOne.ID | Banda Aceh - Upaya optimalisasi sektor hulu minyak dan gas (migas) di Provinsi Aceh semakin diperkuat. Pertamina Hulu Energi (PHE) NSO dan Pertamina EP (PEP) Rantau, dua entitas di bawah Pertamina Hulu Rokan (PHR) Zona 1, bersama Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas), menyatakan komitmennya untuk terus menjalin sinergi strategis dengan Pemerintah Provinsi Aceh.
Komitmen ini ditegaskan dalam pertemuan resmi antara jajaran pimpinan SKK Migas, PHE NSO, dan PEP Rantau dengan Gubernur Aceh Muzakir Manaf di Pendopo Gubernur, Banda Aceh, pada Rabu (15/7).
Pertemuan tersebut merupakan bagian dari agenda kunjungan kerja SKK Migas Perwakilan Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) dan para Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) di Aceh. Hadir dalam pertemuan itu antara lain Kepala SKK Migas Sumbagut C.W. Wicaksono, General Manager PHR Zona 1 Hari Widodo, Manager PHE NSO Heri Prayogo, Manager PEP Rantau Tomi Wahyu Alimsyah, serta Head of Relation Zona 1 Budi Ariyanto.
Dalam keterangannya, General Manager PHR Zona 1 Hari Widodo menekankan pentingnya inovasi dalam mengelola wilayah kerja migas yang telah tergolong mature atau tua, seperti PHE NSO dan PEP Rantau.
“Meski sudah lama berproduksi, kami terus mengupayakan optimalisasi lewat inovasi teknologi dan program pengeboran baru. Hal ini menjadi bagian dari kontribusi kami dalam menjaga ketahanan energi nasional,” ujar Hari.
Sementara itu, Gubernur Aceh Muzakir Manaf mengapresiasi sinergi antara industri migas dan pemerintah daerah. Ia menilai, Aceh memiliki potensi migas yang besar, termasuk dari sumur-sumur tua yang masih layak dikembangkan secara keekonomian.
“Optimalisasi sektor migas harus diselaraskan dengan pembangunan daerah. Sinergi antara pemerintah dan perusahaan sangat penting untuk mendukung kesejahteraan masyarakat,” tegas Muzakir.
Selain menjalin koordinasi di tingkat provinsi, SKK Migas dan PHE NSO juga telah melakukan kunjungan kerja ke Pemerintah Kota Lhokseumawe dan Pemerintah Kabupaten Aceh Utara pada 23 Juni 2025 lalu. Dalam kesempatan itu, PHE NSO memaparkan kontribusi industri migas terhadap perekonomian lokal, termasuk penyerapan tenaga kerja yang telah mencapai lebih dari 90 persen dari masyarakat setempat.
Tak hanya aspek ekonomi, perusahaan juga turut terlibat dalam pelestarian lingkungan. Salah satu inisiatif yang sedang dijalankan adalah restorasi lanskap Cot Girek, sebuah kawasan penting dalam konservasi keanekaragaman hayati di Aceh Utara.
Wali Kota Lhokseumawe Sayuti Abubakar dan Bupati Aceh Utara Ismail A. Jalil menyampaikan apresiasi atas peran aktif industri migas dalam membangun daerah.
“Kami berharap dukungan terhadap pelatihan vokasi dan peningkatan kapasitas SDM lokal di bidang migas terus diperluas,” ujar Sayuti.
Di sisi lain, PEP Rantau juga terus menjalin komunikasi dengan pemangku kepentingan di daerah operasinya. Salah satunya adalah pertemuan dengan Bupati Aceh Tamiang, Armia Pahmi, untuk membahas rencana kerja tahun 2025 serta potensi pengeboran baru yang akan dilakukan di wilayah tersebut.
Langkah-langkah ini menjadi bagian dari upaya mendukung pencapaian target ambisius pemerintah pusat untuk memproduksi 1 juta barel minyak per hari (BOPD) dan 12 miliar standar kaki kubik gas per hari (BSCFD) pada tahun 2030.(rls)