PHBS Rumah Tangga: Demi Anak Sehat dan Rumah Aman, Dinkes Aceh Utara Serukan Stop Merokok di Dalam Rumah



KabarOne.ID | Aceh Utara — Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Utara terus menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya gaya hidup sehat melalui kegiatan sosialisasi tentang bahaya dan dampak merokok di dalam rumah. Di bawah kepemimpinan Plt Kepala Dinas Kesehatan, Jalaluddin, SKM., M.Kes, Dinkes Aceh Utara menyampaikan pesan kuat kepada masyarakat bahwa rokok bukan hanya musuh bagi si perokok, tapi juga menjadi ancaman nyata bagi seluruh anggota keluarga, terutama anak-anak.

Merokok di Dalam Rumah: Kebiasaan yang Tampak Sepele, Namun Sangat Berbahaya

Menurut Jalaluddin, merokok di dalam rumah kerap dianggap hal biasa oleh sebagian masyarakat. Bahkan menjadi rutinitas harian tanpa memikirkan keberadaan anak-anak atau anggota keluarga lain di sekitar.

“Banyak yang belum menyadari bahwa asap rokok yang mereka keluarkan tidak hanya berhenti di udara. Zat beracun dari rokok akan menempel pada pakaian, tirai, dinding, bahkan di karpet dan sofa. Nikotin yang terlepas saat merokok bisa bertahan berhari-hari dan terus menumpuk,” ungkapnya.

Yang lebih mencengangkan, zat berbahaya seperti Tobacco-Specific Nitrosamines (TSNAs) dan Polycyclic Aromatic Hydrocarbons (PAH) bukan hanya terbentuk dari rokok yang dibakar, tapi bahkan dari sisa residu nikotin yang menempel di permukaan benda. Kedua zat ini dikenal sebagai zat karsinogenik yang bisa memicu kanker dan berbagai penyakit kronis lainnya.

Third-Hand Smoke: Ancaman Tak Kasat Mata Bagi Anak-anak

Salah satu fokus utama dari sosialisasi ini adalah third-hand smoke, atau paparan asap rokok tangan ketiga. Berbeda dari perokok pasif yang langsung menghirup asap, third-hand smoke merujuk pada zat berbahaya yang tertinggal di permukaan dan tak terlihat, namun bisa masuk ke dalam tubuh saat disentuh atau terhirup dalam waktu lama.

“Anak-anak adalah korban paling rentan dari third-hand smoke. Mereka bermain di lantai, memeluk orang tua yang merokok, menyentuh sofa atau meja yang tercemar. Zat berbahaya itu bisa berpindah ke tubuh mereka dan berdampak jangka panjang,” tegas Jalaluddin.

Beberapa bahaya third-hand smoke yang dijelaskan antara lain:

  1. Memicu lebih banyak kasus kanker di usia muda

  2. Merusak DNA dan proses regenerasi sel

  3. Membentuk zat karsinogenik baru saat bercampur dengan senyawa lain di udara

  4. Mengancam tumbuh kembang anak, termasuk fungsi paru-paru, otak, dan imun

Kontribusi Rokok Terhadap Stunting dan Masalah Sosial-Ekonomi

Sosialisasi ini juga menyoroti kaitan langsung antara kebiasaan merokok di rumah dan kasus stunting pada anak. Zat beracun dari asap rokok diketahui dapat menghambat penyerapan nutrisi anak serta memicu kelainan kongenital dan BBLR (Berat Badan Lahir Rendah).

Tak hanya dari sisi kesehatan, rokok juga memberikan beban ekonomi bagi keluarga. Uang yang seharusnya digunakan untuk kebutuhan pokok, makanan bergizi, pendidikan, hingga kesehatan, justru habis untuk membeli rokok.

“Kalau dihitung, sebatang rokok bukan hanya membakar uang, tapi juga masa depan anak. Orang tua yang merokok kadang tak sadar bahwa biaya rokok mereka sebulan setara dengan kebutuhan nutrisi anak selama beberapa minggu,” tambah Jalaluddin.

Bahaya yang Mengintai di Setiap Sudut Rumah

Bukan hanya orang tua atau balita, semua penghuni rumah yang terpapar residu asap rokok dapat mengalami masalah kesehatan serius, antara lain:

  • Kanker paru-paru, tenggorokan, dan mulut

  • Asma dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)

  • Bronchopneumonia yang kerap menyerang bayi dan balita

  • Iritasi pada mata, hidung, dan tenggorokan

  • Luka kulit yang sulit sembuh karena inflamasi berkepanjangan

Menurut jurnal kesehatan yang dikutip dalam sosialisasi ini, rumah yang menjadi tempat merokok berisiko tinggi menjadi sumber penyakit infeksi saluran pernapasan bawah (ISPB). Zat beracun dapat melekat pada kulit, baju, dan seluruh perabotan rumah yang pori-porinya menyerap nikotin dan PAH.

Pembersihan Rumah Terpapar Rokok Tidak Mudah dan Butuh Biaya Besar

Dalam paparannya, Jalaluddin menegaskan bahwa membersihkan rumah dari residu asap rokok bukanlah hal yang mudah. Untuk menghilangkan seluruh zat berbahaya yang telah menempel, dibutuhkan:

  • Pembersihan mendalam seluruh permukaan dan celah

  • Pencucian karpet, tirai, sofa, dan bantal

  • Penggantian sebagian perabot

  • Pengecatan ulang seluruh dinding rumah

“Langkah ini mahal dan tidak menjamin 100% keberhasilan. Maka dari itu, lebih baik mencegah sejak awal—jangan merokok di dalam rumah. Rumah adalah tempat berlindung, bukan tempat menanam racun,” katanya dengan tegas.

Ajak Masyarakat Ambil Bagian dalam Perubahan

Sebagai penutup dalam sosialisasi, Dinas Kesehatan Aceh Utara mengajak seluruh masyarakat untuk bersama-sama menciptakan lingkungan rumah yang sehat. Jalaluddin menyampaikan bahwa perubahan kecil dimulai dari keputusan besar: tidak lagi merokok di dalam rumah.

“Kami tidak melarang orang untuk berhenti merokok jika mereka belum siap. Tapi kami mengajak untuk bijak: jika merokok, lakukan di luar rumah, jauh dari anak-anak dan orang lain. Ini bentuk cinta terhadap keluarga,” tutup Jalaluddin.

Dinkes Aceh Utara akan terus melanjutkan kampanye ini secara masif, melalui penyuluhan langsung di desa-desa, posyandu, sekolah, serta media cetak dan digital, demi menyelamatkan generasi masa depan dari bahaya rokok yang tak kasat mata, namun mematikan.(Advertorial)

Postingan Lama
Postingan Lebih Baru