Dari Pesantren ke Mimbar Pergerakan: PRESMA IAIN Lhokseumawe Bicara Arah Mahasiswa di Tika Beut
KabarOne.ID | Lhokseumawe - Dalam suasana teduh di bawah pohon Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah IAIN Lhokseumawe, Komunitas Tika Beut kembali menggelar Mimbar Bebas episode ke-25. Kali ini, ruang dialog mingguan itu menghadirkan Presiden Mahasiswa IAIN Lhokseumawe, Munawir, sebagai pembicara utama dengan tema reflektif: “Kemana Arah Mahasiswa?”
Dalam forum terbuka yang sarat nuansa keintiman intelektual dan spiritual, Munawir membagikan kisah transformatifnya: dari santri salafi yang terikat pada tradisi keilmuan klasik, menuju dunia kampus yang dinamis dan penuh tantangan. Ia menekankan bahwa keberangkatannya dari dunia pesantren bukanlah lompatan untuk meninggalkan nilai, melainkan upaya memperluas cakrawala perjuangan.
“Kampus dan organisasi menjadi ladang dakwah baru, tempat saya menguji nilai-nilai pesantren dalam realitas sosial yang lebih kompleks,” ujarnya di hadapan para peserta.
Munawir juga menyoroti pentingnya peran mahasiswa sebagai agen perubahan yang tidak hanya sibuk dalam ranah akademik, tetapi juga aktif merumuskan arah perjuangan kolektif yang berdampak.
“Menjadi mahasiswa itu tentang membentuk diri, bukan sekadar mengumpulkan nilai. Kita ini benih perubahan,” tegasnya.
Ketua Komunitas Tika Beut, Jihan Fanyra, turut menyampaikan apresiasi mendalam atas pemaparan Munawir yang dianggap menghadirkan warna baru dalam narasi kepemimpinan mahasiswa.
“Munawir memberi kita gambaran bahwa keberanian intelektual bisa tumbuh dari akar spiritual. Ini bukan kisah biasa, ini inspirasi nyata,” kata Jihan.
Mimbar Bebas Tika Beut kembali membuktikan perannya sebagai ruang aman untuk berpikir, berbicara, dan bertumbuh bersama. Dalam diskusi hangat tersebut, bukan hanya gagasan yang bertukar, tapi juga semangat kolektif bahwa mahasiswa, siapa pun dia, punya arah, suara, dan masa depan yang bisa dibentuk bersama.(*)