Tak Menyerah Lawan Kanker, Rosniar Bisa Jalani Kemoterapi di RSUD Cut Meutia Berkat Program JKN
KabarOne.ID | Aceh Utara – Kesehatan merupakan modal penting bagi setiap orang dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Namun, perubahan pola hidup dan pola makan masyarakat dewasa ini semakin meningkatkan risiko penyakit degeneratif, seperti hipertensi, diabetes mellitus, jantung, hingga kanker. Dari sekian banyak penyakit tersebut, kanker menjadi salah satu penyebab utama kematian dan sangat berpengaruh terhadap kualitas hidup penderitanya.
Dalam dunia medis, berbagai tindakan dapat dilakukan untuk menangani kanker, antara lain operasi, radioterapi, dan kemoterapi. Namun, biaya pengobatan terutama kemoterapi tidaklah murah, bahkan bisa mencapai ratusan juta rupiah. Situasi ini tentu memberatkan masyarakat, khususnya dari kalangan kurang mampu. Kehadiran Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikelola BPJS Kesehatan menjadi jawaban nyata, memastikan masyarakat tetap mendapat layanan kesehatan yang layak tanpa terbebani biaya.
Hal itu dirasakan langsung oleh Rosniar (54), warga Desa Blang Bayu, Kecamatan Syamtalira Bayu, Kabupaten Aceh Utara. Di usianya yang sudah tidak muda lagi, ia harus menghadapi kenyataan pahit divonis menderita kanker payudara. Sebagai peserta JKN dari segmen Penerima Bantuan Iuran (PBI), Rosniar kini menjalani pengobatan kemoterapi secara rutin di RSUD Cut Meutia Aceh Utara.
“Awalnya saya sempat terpuruk, seolah semua harapan hilang. Tapi saya percaya setiap penyakit pasti ada obatnya. Apalagi setelah tahu kalau pengobatan saya ditanggung penuh oleh Program JKN, saya jadi lebih tenang,” tutur Rosniar saat diwawancarai Tim Jamkesnews, Selasa (12/8).
Didampingi anaknya, Rosniar yang sehari-hari berprofesi sebagai ibu rumah tangga kini dapat fokus menjalani pengobatan tanpa harus memikirkan biaya. Sejak awal diagnosa hingga kemoterapi, ia mengaku tidak pernah mengeluarkan biaya sedikit pun.
“Alhamdulillah, dari pertama saya terdiagnosa sampai menjalani kemoterapi, semua ditanggung JKN. Tidak ada biaya tambahan yang saya keluarkan. Rasanya sangat terbantu, seolah punya penolong di saat paling sulit,” ungkapnya penuh haru.
Lebih dari sekadar biaya, Rosniar juga merasakan pelayanan yang baik dari tenaga medis di rumah sakit. Menurutnya, para dokter dan perawat selalu memberikan layanan ramah, profesional, dan tidak membeda-bedakan pasien meskipun dirinya menggunakan JKN. “Saya dilayani dengan sangat baik, semua proses dari kontrol, tindakan, sampai obat-obatan dijamin penuh. Itu membuat saya merasa lebih kuat untuk terus berjuang,” tambahnya.
Meski perjalanan kemoterapi bukan hal mudah—sering menguras tenaga dan menguji keteguhan hati—Rosniar tetap optimis. Dukungan keluarga yang selalu mendampingi, serta perhatian dari tenaga medis, menjadi sumber semangatnya untuk sembuh. Ia berharap dapat segera pulih, kembali beraktivitas normal, dan berkumpul bersama keluarga.
Lebih jauh, Rosniar berharap Program JKN terus berlanjut agar masyarakat kecil seperti dirinya tetap memiliki harapan. Ia tidak bisa membayangkan bila harus membiayai sendiri pengobatan yang begitu mahal.
“Program JKN adalah andalan dan penolong bagi saya serta para penderita kanker lainnya untuk tetap berjuang. Kalau tidak ada JKN, entah bagaimana nasib kami. Semoga program ini terus ada, karena begitu banyak orang yang bergantung padanya,” tutup Rosniar dengan suara bergetar namun penuh rasa syukur.(*)